MENGAPA MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN BISA MENCEGAH PENYEBARAN COVID?

Sabun pencuci tangan biasanya memiliki bahan aktif yang mampu membersihkan dan membunuh kuman. Bahan yang dimaksud adalah “Surfaktan”. Surfaktan merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus bersifat suka air (hidrofilik/lipofobik) dan suka minyak/lemak (lipofilik/hidrofobik).

Surfaktan berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan pada zat yang tidak tercampur seperti antara dua zat cair (minyak dan air), antara gas dan zat cair, atau antara zat cair dan zat padat dengan cara membentuk misel.

Surfaktan diklasifikasikan berdasarkan hasil disosiasi surfaktan dalam larutan. Surfaktan anionic akan terdisosiasi menjadi anion, surfaktan kationik akan terdisosiasi menjadi kation, dan surfaktan amfoter akan terdisosiasi menjadi anion dan kation.

Bagaimana mekanisme kerja sabun berfungsi membersihkan sekaligus membunuh kuman?

Sabun pencuci tangan yang mengandung surfaktan akan membersihkan dengan cara bagian hidrofobik/non polar pada surfaktan akan cenderung lebih tertarik untuk berikatan dengan lemak/kotoran sedangkan bagian hidrofilik/polar akan cenderung lebih tertarik dengan air yang juga bersifat polar sehingga terbentuk misel yang dapat membuat lemak/kotoran akan ikut bersama air pada saat dibilas.

Surfaktan juga memiliki kemampuan dalam membunuh kuman. Setiap jenis surfaktan memiliki mekanisme yang berbeda

  1. Surfaktan Kationik, akan menyerap dan penetrasi kedalam dinding sel bakteri kemudian bereaksi dengan membrane sitoplasma dan merusaknya. Hal ini menyebabkan rusaknya bagian intrasel sehingga terjadi degradasi protein asam nukleat. Bakteri pun akan pecah dan mati.
  2. Surfaktan anionic, berkerja dengan cara mendenaturasi protein dari bakteri sehingga bakteri akan mati. Surfaktan anionic juga dapat membunuh virus
  3. Surfaktan amfoter, bekerja dengan cara berikatan dengan membran sel bakteri dan memiliki afinitas yang kuat.
  4. Surfaktan Nonionik, dapat membunuh jamur, bakteri, dan virus. Surfaktan ini membunuh bakteri dengan mengeluarkan enzim intraseluler dari bakteri gram positif dan menyebabkan kerusakan membran. Untuk jenis fatty acids dapat membunuh bakteri dengan cara menyerang membrane sel dan mengganggu transport elektron dan fosforilasi oksidatif, serta mengganggu metabolisme bakteri.

Morita “MORCLEAN” Hand Soap merupakan sabun pencuci tangan yang mengandung berbagai jenis surfaktan yang mampu membasmi kotoran dan kuman. Gunakan MorClean Hand Soap untuk menemani aktivitasmu sehari-hari. Pastikan Anda dan keluarga Anda tetap menjalani protokol kesehatan serta menjaga kebersihan, dimulai dari mencuci tangan.

Stay Safe & Stay Clean, With Morita MorClean

Referensi

Falk, Nancy A. 2019. Surfactants as Antimicrobials: A Brief Overview of Microbial Interfacial Chemistry and Surfactant Antimicrobial Activity. J Surfactants Deterg. 22(5): 1119–1127.

Nakama, Y. 2017. Surfactants. Cosmetic Science and Technology.

Essential Industries. 2020. The Chemistry of Cleaning. Tersedia di https://www.essind.com/chemistry-of-cleaning/

PENTINGNYA CUCI TANGAN DENGAN SABUN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah, pemerintah melaporkan kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 5.504 pada Kamis (8/4/2021) hingga pukul 12.00 WIB. Dengan penambahan data hari ini, total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 1.552.880. Meskipun begitu, masih banyak masyarakat Indonesia yang beraktivitas di luar rumah dan mengabaikan protokol kesehatan.

Virus Covid-19 tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga otak, ginjal, hati, jantung, kulit, dan pencernaan. Virus Covid-19 bisa berada dimana saja, bisa menempel di benda yang ada di sekitar kita. Tapi jangan panik, ada cara yang dinilai paling efektif selain memakai masker untuk mencegah penularan virus tersebut adalah dengan sering mencuci tangan pakai sabun. Mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang tepat (setidaknya selama 40 detik) adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi COVID-19.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat pendoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi COVID-19. Di negara kita, protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M. Sudah tahu apa saja protokol kesehatan 5M untuk membantu pencegahan penularan virus corona? 

Makna gerakan 5M protokol kesehatan adalah sebagai pelengkap aksi 3M. yaitu:

  1. Memakai masker,
  2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
  3. Menjaga jarak,
  4. Menjauhi kerumunan, serta
  5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Mengapa penting mencuci tangan dengan sabun?

Mencuci tangan dengan sabun sangat penting bagi setiap orang untuk melindungi diri dan melakukan tindakan pencegahan penularan virus corona. Menurut Kemkes, mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif mencegah penularan virus corona karena tangan yang bersih setelah dicuci pakai sabun dapat mengurangi risiko masuknya virus ke dalam tubuh mengingat:

a. Tanpa disadari, orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut sehingga dapat menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh

b. Virus corona dari tangan yang tidak dicuci dapat berpindah ke benda lain atau permukaan yang sering disentuh – seperti pegangan tangga atau eskalator, gagang pintu, permukaan meja, atau mainan- sehingga menimbulkan risiko penyebaran virus kepada orang lain.

Bagaimana cara cuci tangan dengan sabun yang baik?

Cuci tangan dengan sabun yang baik menurut World Health Organization atau WHO adalah sebagai berikut:

PENEMU NOBEL HEPATITIS C, SELANJUTNYA AKANKAH ADA PENEMU NOBEL COVID

PENEMU NOBEL HEPATITIS C, SELANJUTNYA AKANKAH ADA PENEMU NOBEL UNTUK COVID-19?

MORITA – Belum lama ini, tanggal 6 Oktober 2020, The New York Times melaporkan Tiga ilmuwan yakni Harvey J. Alter, Michael Houghton and Charles M. Rice telah memberikan kontribusi dalam penemuan virus Hepatitis C.

Hal tersebut ditemukan melalui isolasi sekuens genetic virus dan dianugerahi Nobel Prize in Physiology or Medicine 2020.

Penemuan tersebut mampu digunakan untuk menghasilkan blood test yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi infeksi virus Hepatitis C.

Baca juga: JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang ditularkan melalui darah, dan menjadi masalah kesehatan global utama.

Hal ini yang menyebabkan sirosis dan kanker hati pada orang-orang di seluruh dunia1.

Selain Hepatitis C, virus yang sedang marak diperbincangkan di seluruh dunia pada kondisi pandemi saat ini adalah SARS-CoV-2 (COVID-19).

Illustration: (google)

Virus SARS-CoV-2 memasuki sel inang dengan cara berikatan dengan suatu reseptor di permukaan sel yang disebut Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2).

Kemudian virus SARS-CoV-2 akan memulai mereplikasi diri.

Virus ini juga berpotensi menginfeksi beberapa organ seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal dan usus karena keberadaan ACE2 yang juga ditemukan pada permukaan sel organ-organ tersebut.

Penanganan terhadap penyakit tersebut telah diupayakan oleh banyak pihak baik pemerintah, pelayanan kesehatan, ilmuwan dan masyarakat.

Upaya tersebut antara lain: penemuan vaksin dan obat-obatan yang dapat menangani infeksi virus SARS-CoV-2.

Pengembangan vaksin dilakukan untuk memicu protective immune responses, utamanya pada virus-neutralizing antibodies specific untuk SARS-CoV-2.

Berdasarkan data WHO pada tanggal 2 Oktober 20202, terdapat 42 kandidat vaksin dalam uji klinis dan 151 kandidat vaksin dalam uji preklinis.

Vaksin-vaksin yang dalam uji klinis menggunakan vaccine platform antara lain inaktif, Non-Replicating Viral Vector, Replicating Viral Vector, protein subunit, RNA, DNA dan VLP. 

Saat ini di Indonesia telah dilakukan pula uji klinik fase III terhadap vaksin sinovac oleh PT. Bio Farma bekerja sama dengan FK Unpad.

Melihat dari luasnya pandemi serta banyaknya kasus dari COVID-19, ilmuwan-ilmuwan tengah berusaha untuk menemukan vaksin yang mampu menjadi jawaban atas permasalahan pandemi COVID-19 ini.

Akankah penemu vaksin tersebut nantinya akan dianugerahi penghargaan nobel juga?

Saat ini juga BPOM telah menerbitkan izin penggunaan dalam kondisi darurat (Emergency Use Authorization/ EUA) untuk obat Favipiravir dan Remdesivir.

Favipiravir digunakan untuk pasien derajat ringan dan sedang yang dirawat di rumah sakit.

Remdesivir digunakan untuk pasien derajat berat yang dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Mengapa Harus Memilih Hand Sanitizer Alkohol 80%?

Mekanisme kerja Favipiravir yakni berubah menjadi bentuk aktifnya, favipiravir-RTP yang secara selektif menginhibisi RNA polymerase dan mencegah replikasi viral genome3.

Sedangkan Remdesivir merupakan analog nukleosida yang dapat menghambat RNA polymerase dan menghentikan proses transkripsi RNA.

Namun penggunaan obat ini tidak dapat dikonsumsi secara bebas sehingga hal yang dapat dilakukan untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Selanjutnya, mencuci tangan secara berlebihan dapat mengiritasi tangan karena pH dari sabun yang bersifat basa.

Sehingga penggunaan hand sanitizer dapat lebih menjadi pilihan, karena memiliki pH 4-7 yang sesuai dengan rentang pH kulit.

WHO merekomendasikanformulasi untuk Hand Sanitizer dengan kadar etanol 80% v/v atau isopropil alcohol 75% v/v. (Sumber: Guide to Local Production: WHO-recommended Handrub Formulations)

Kandungan alkohol pada hand sanitizer akan menonaktifkan protein dalam membrane sel virus dan melarutkan lapisan lemak dibagian luar virus.

Contoh produk hand sanitizer yang dapat menjadi pilihan masyarakat saat ini adalah Morita Hand Sanitizer, karena diformulasikan berdasarkan rekomendasi WHO, memiliki pH 6, serta mengandung senyawa humektan berupa gliserol sehingga tidak menyebabkan iritasi dan kekeringan pada tangan. (RND)

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

MORITA – Kasus pandemi Covid masih terus bertambah, hingga per tanggal 26 September 2020 kasus positif bertambah 4.494 orang sehingga total menjadi 271.339 orang.

Di Indonesia sendiri kasusnya masih bertambah dari hari ke hari. Hal ini menandakan bahwa pandemi ini belum usai dan juga memperlihatkan bahwa ada potensi untuk siapapun orangnya bisa saja terpapar.

Meski begitu, semenjak adanya new normal masyarakat sepertinya sudah sangat bebas untuk keluar rumah, beberapa harus pergi keluar untuk bekerja dan kepentingan lainnya. Namun sudah banyak pula yang keluar rumah dengan tujuan bersenang senang.

Terkadang bisa menjadi lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Baca juga: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Kasus Covid-19 ini selalu memunculkan klaster-klaster baru dimasyarakat, dan yang pada awalnya klaster yang muncul biasanya diperkantoran, ditengah masyarakat atau perumahan.

Saat ini kasus Covid-19 di klaster keluarga dikabarkan meningkat.

Dilansir dari BBC, menurut data yang dihimpun edukasi pandemictalks setidaknya ada 230 keluarga di lima kota besar di Indonesia yakni Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Bogor dan Malang saling menularkan virus covid-19 ke anggota keluarganya.

Pakar epidemiologi Unversitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebutkan bahwa klaster keluarga bisa berkontribusi hingga 85% terhadap peningkatan kasus positif covid-19 di suatu negara jika tidak ada langkah cepat untuk mengatasinya.

Ajakan Tetap Disiplin

Terkait klaster keluarga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak masyarakat tetap menggunakan masker meski di dalam rumah.

Bintang mengatakan terutama untuk perempuan sebagai manajer rumah tangga harus mengingatkan keluarganya.

Walaupun di dalam rumah di sarankan untuk tetap memakai masker.

Apalagi di dalam keluarga ada kelompok rentan balita dan lansia.

Bintang merupakan menteri yang dipanggil Jokowi ke Istana untuk men-sosialisasikan protokol kesehatan secara masif khususnya di lingkup keluarga.

Peningkatan klaster keluarga disebabkan karena anggota keluarga yang masih beraktivitas di luar rumah, seperti halnya bekerja dsb.

Masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah ini sangat dihimbau untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan dan ikuti tahapan yang baik dan benar saat memasuki rumah. (dilansir dari Kompas.com)

AYO JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA!

Dengan adanya peningkatan kasus di klaster keluarga ini, maka sebaiknya anggota keluarga mencegah sebelum mengobati dengan cara berikut:

  • Memakai Masker
  • Menjaga Jarak
  • Terapkan Etika Bersin dan Batuk
  • Menjaga kebersihan tangan dapat menggunakan Morita Hand Sanitizer

Hal ini sangat penting, mungkin terkadang disepelekan.

Namun menerapkan menutup mulut dengan lengan, tissue atau kain saat bersin atau batuk sangat lah penting.

  • Mencuci Tangan. Walaupun di rumah saja, sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan air setelah beraktivitas atau menyentuh barang di rumah.
  • Jaga Kebersihan dan Kesehatan. Rutin untuk membersihkan rumah dan barang-barang. Kemudian tetap jaga kesehatan dnegan disiplin minum vitamin dan menjaga pola hidup yang sehat.
  • Makan Menu Bergizi Seimbang. Lakukan Olahraga atau Aktivitas Seru Lainnya.

Penulis: Naomi

5-CARA-AMPUH-TERIMA-PAKET-SAAT-PANDEMI-CARI-TAHU-YUK-750x400

Mengapa Harus Memilih Hand Sanitizer Alkohol 80%?

St Morita Farma memproduksi Hand Sanitizer berbasis alcohol dalam dua bentuk sediaan yaitu Gel dan Liquid dengan 3 varian aroma yaitu original, strawberry, serta lime.

Diproduksi sesuai dengan standar WHO (World Health Organization), penggunaan hand sanitizer St Morita Farma merupakan salah satu cara terbaik untuk membunuh bakteri, jamur, serta virus sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi.

Komposisi Hand Sanitizer St Morita tersusun dari senyawa bahan aktif berupa etil alcohol (etanol), senyawa humektan berupa gliserol, serta material pendukung lainnya. Saat ini, Hand Sanitizer St Morita Farma tersedia dalam 2 jenis formulasi.

Formulasi pertama menggunakan ethanol 80% sebagai bahan aktif sedangkan formulasi kedua menggunakan bahan aktif ethanol 62.5% ditambah dengan triklosan 0.3%.

Kandungan etanol 80% baik digunakan sebagai desinfektan untuk kulit karena mampu membunuh berbagai macam virus salah satunya yaitu virus Corona.

Sedangkan kandungan ethanol di atas 95% dinilai kurang efektif untuk membunuh virus karena kurangnya kandungan air dalam larutan yang berfungsi untuk mempercepat reaksi denaturasi protesin pada virus dan bakteri.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

MORITA – Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari kesehatan, perekonomian, keuangan hingga pada pendidikan dan lainnya.

Dari aspek pendidikan sendiri, pandemi yang melanda seluruh dunia dan Indonesia.

Ini mengharuskan para siswa dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi untuk belajar dari rumah secara daring.

Kekurangan dan kelemahan dari sekolah atau belajar secara daring dari rumah sudah terlihat oleh semua orang.

Meskipun proses adaptasi dari tenaga pendidik, siswa dan orang tua sudah terjadi cukup lama dan semakin terbiasa, hambatan-hambatan dan tantangan akan tetap ada.

“Walaupun sudah terbiasa dan tidak gagap, pembelajaran secara daring sejauh ini terkadang terasa membosankan dan melelahkan karena tidak adanya interaksi yang biasanya dilakukan” kata salah seorang mahasiswi Universitas Diponegoro.

Memang dalam sekolah daring ini, gangguan sinyal, keterbatasan perangkat online, keterbatasan kuota disertai rasa bosan, lelah dll menjadi beberapa hambatan dan tantangannya.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Di sisi lain, ada tantangan tersendiri yang berbeda dengan hambatan dan tantangan diatas dimana hal itu dirasakan oleh anak tanpa berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus adalah kelompok yang terpukul secara mental dan fisik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah anak yang berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1,6 juta.

Dilansir dari CNN Indonesia, bahwa ditengah pandemi Covid-19 serta ketidakstabilan emosi siswa dengan kebutuhan khusus menjadi tantangan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Anak Jarak Jauh

Menurut pendidiknya, dalam pembelajaran jarak jauh ini seorang ABK sulit merespons informasi yang masuk melalui panca indera akibat hambatan otak;

dan ini yang membedakan dengan anak pada umumnya.

Seorang ABK yang biasanya meluapkan perasaan dan tindakannya baik amarah atau kebahagiaan secara langsung kepada pendidik.

Di pandemi ini tidak bisa dilakukan sehingga hal ini menjadi kekhawatiran dari pendidik.

Seorang ABK dalam pembelajaran jarak jauh sangat bertumpu pada orang tua; karena mereka belum bisa untuk mandiri.

Masalah lainnya yang mungkin akan muncul adalah orang tua yang harus bekerja, tidak sanggup mengurus anaknya 24 jam, dsb.

Selanjutnya, pada kasus lain anak berkebutuhan khusus menemukan kenyamanan dalam rutinitas.

Ketika rutinitas terputus, maka mereka cenderung cemas dan berperilaku tidak biasanya. Harus mempertahankan rutinitas itu, namun bukan hal yang mudah.

Menurut seorang asisten pengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Watkins Mill High School, di Gaithersburg, Maryland, Paramita Hidayat, pandemi Covid-19 mengacaukan kehidupan semua anak khususnya ABK.

Para orang tua dan pakar anak tidak hanya mencemaskan kondisi emosional mereka, namun juga bagaimana kurangnya pendekatan perorangan akan mempengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang. (Dilansir dari VOA Indonesia)

Temukan Solusi

Hetifah, wakil ketua komisi X DPR RI mengatakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mencari solusi terkait hal ini.

Hetifah juga mengatakan program pembelajaran daring untuk ABK bisa menggunakan televisi sehingga bisa dijangkau semua siswa.

Dan membuat konten dan program yang ramah disabilitas, buku bacaan untuk tunanetra, terjemahan bahasa isyarat dsb.

Tetapi sejauh ini mungkin sudah bisa dilihat terkait adanya terjemahan bahasa isyarat yang selalu ada di televise.

Namun, tidak menjadi solusi utama dalam hal pendekatan langsung kepada ABK ini sendiri.

Sehingga solusi masih sangat dibutuhkan mengingat anak berkebutuhan khusus membutuhkan kepedulian yang lebih dari anak biasa.

Penulis: Naomi

Cara mencuci tangan dengan benar

Cara mencuci tangan dengan benar

Cuci tangan merupakan langkah mudah dan aman untuk melindungi diri dari virus corona COVID-19, tetapi tidak banyak yang tahu bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Berikut tata cara mencuci tangan yang direkomendasikan WHO.

1. Basahi tangan dengan air.

2. Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua permukaan tangan.

3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya.

4. Gosok punggung tangan dan sela jari.

5. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan.

6. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.

7. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun.

8. Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir.

9. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai

Jika dalam kondisi tertentu, tidak ada air dan sabun atau tidak dapat menggunakan air dan sabun untuk membersihkan tangan, solusi lainnya adalah gunakan hand sanitizer. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer yang berbasis setidaknya 60 persen alkohol.

Apakah Coronavirus dan COVID-19 itu?

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).

YUK LEBIH HATI-HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZERMU

MORITA Indonesia – Tak bisa dipungkiri, hand sanitizer menjadi salah satu barang yang sangat dibutuhkan orang-orang saat ini.

Semenjak WHO dan pemerintah mengumumkan hand sanitizer sebagai salah satu alternatif untuk mencegah datangnya kuman dan virus selain air dan sabun; penyanitasi ini selalu dicari dan dibeli oleh masyarakat.

Terlebih lagi sangat praktis dan bisa di bawa kemanapun dan kapanpun. Namun, siapa menyangka bahwa penyanitasi ini bisa juga membahayakan penggunanya.

YUK LEBIH HATI_HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZER 1
Olivia Layla. Foto: Cartoq

Dilansir dari kumparan, Olivia Layla seorang gadis berusia 11 tahun di Inggris terkena ledakan hand sanitizer pada tangannya.

Hal itu tejadi di mobilnya, saat Olivia dan ibunya sedang pergi keluar rumah.

Baca juga: 5 CARA AMPUH TERIMA PAKET SAAT PANDEMI, CARI TAHU YUK!

Dijelaskan bahwa, ia hendak menggunakan penyanitasi yang ternyata sudah disimpan selama 4 minggu didalam mobil dan terkena paparan cahaya matahari secara langsung.

Tutup botol meledak dan menyemburkan cairan gel panas dan mengenai gadis berusia 11 tahun itu, naasnya juga mengenai matanya.

YUK LEBIH HATI_HATI! PERHATIKAN TEMPAT PENYIMPANAN HAND SANITIZER 2
Foto 2: Dailynews UK

Apakah aman menaruh hand sanitizer dalam mobil?

Terkait kasus diatas, meyakinkan pengguna bahwa tidak aman menyimpan penyanitasi di mobil.

Namun dilansir dari insider, Taylor Grabes seorang esiden anestesiologi di University of California San Diego dan pendiri ASAP IVs, sebuah perusahaan hidrasi dan kesehatan mengatakan bahwa membiarkan pembersih tangan dalam mobil aman.

Taylor menjelaskan bahwa tanggal kadaluwarsa adalah perkiraan waktu saat konsentrasi alkohol turun dibawah 60% karena penguapan.

Namun jika disimpan dalam keadaan tertutup tidak akan mempercepat proses penguapan ini.

Penguapan akan diperlambat selama tutup atau pompa penyanitasi dalam keadaan tertutup. Namun jika terbuka, suhu tinggi dalam mobil dapat mempercepat penguapan.

Namun perlu diingat selama hand sanitizer tertutup, anda dapat menaruhnya dalam mobil untuk sementara; dan bukan untuk jangka waktu yang lama dan di bawah paparan cahaya matahari langsung.

Dimana kah sebaiknya menaruh hand sanitizer?

Memperhatikan tempat penaruhan hand sanitizer menjadi sangat penting.

Masih dilansir dari insider, Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan agar hand sanitizer disimpan antara 59 hingga 86 derajat farenheit dan hindari panas berlebihan diatas 104 derajat farenheit.

Seperti halnya ditaruh dalam mobil yang berada dibawah sinar matahari akan menjadi cepat panas, hal itu lah yang menyebabkan bisa meledak.  Sehingga sebaiknya tinggalkan penyanitasi di tempat yang bersuhu lebih sejuk.

Tempat terbaik menaruh hand sanitizer, baik dirumah dan terlebih lagi di tempat kerja adalah sebagai berikut:

  1. Kamar mandi; mengantisipasi siapapun yang terburu-buru dan tidak membilas tangannya dengan sabun dan air.
  2. Restoran atau kantin; namun hal ini tidak menjadi pengganti mencuci tangan dengan sabun.
  3. Ruang pertemuan; menjadi tempat yang riskan saat adanya pertemuan orang banyak atau karyawan.
  4. Meja kerja; dengan tidak terkena cahaya matahari langsung, ini menjadi tempat paling efektif untuk menaruh hand sanitizer sehingga sebelum dan seusai kerja bisa langsung menggunakan penyanitasi tersebut.

Intinya, taruh hand sanitizer mu di lokasi atau tempat yang sejuk dan tidak terpapar cahaya matahari secara langsung.

Penulis: Naomi

5 CARA AMPUH TERIMA PAKET SAAT PANDEMI, CARI TAHU YUK!

MORITA Indonesia – Ditengah pandemi covid-19, pemerintah masih menghimbau masyarakat untuk sebisa mungkin work from home, study from home dan melakukan kegiatan lainnya di rumah saja. Walaupun telah diterapkan new normal, masyarakat tetap dihimbau untuk sebisa mungkin stay at home.

Hal ini berdampak juga dengan perubahaan kebiasaan masyarakat. Saat ini, banyak orang lebih memilih berbelanja secara online; mulai dari makanan hingga keperluan pribadi lainnya.

Dilansir dari kompas.com, menurut WHO, menerima paket online dari wilayah manapun masih terbilang aman. Resiko tertular virus dari paket atau benda yang dipindahkan juga rendah.

Dilansir dari Business Insider, tidak memungkinkan orang terpapar virus melalui paket kardus, karena virus sendiri tidak dapat bertahan lama dipermukaan yang keras.

Baca juga: LAWAN CORONA, DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN BERSAMA MORITA INDONESIA

Namun disarankan, tidak menerima paket secara langsung; bisa dikatakan kepada jasa pengirim untuk diletakan didepan pintu atau di tempat yang telah disediakan.

Virus Bertahan Di Permukaan Benda

Sebuah studi dari National Institutes of Health mengemukakakan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan hingga 3 hari pada plastik dan baja.

Bertahan pada kertas karton selama 24 jam. Bertahan hingga 4 hari pada kayu dan kaca serta bertahan hingga 5 hari pada logam, plastic dan keramik pada suhu 68 derajat Farenheit.

5 Cara Ampuh Terima Paket

Oleh karena itu, perlu juga mengetahui cara-cara yang baik dan benar saat menerima paket. Walaupun kecil kemungkinannya, melihat virus yang masih bisa bertahan dipermukaan benda diatas maka perlu untuk memastikan benda aman sebelum memasuki rumah.

Baca juga: New Normal dalam Perspektif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Berikut ini 5 cara ampuh dalam menerima paket yang dilansir dari Journal Sociolla:

  1. Minimalisir kontak langsung dengan kurir.
    Seperti yang kita tahu dan lakukan saat ini adalah jaga jarak dengan siapapun termasuk kurir. Beberapa alternatif telah ditawarkan dan bisa dilakukan, yakni dengan menyediakan tempat khusus paket di luar rumah sehingga kurir bisa langsung meletakannya tampa bersentuhan dengan kita. Selain itu, sebaiknya bisa lakukan pembayaran secara digital melalui dompet-dompet digital.Bisa juga dengan pembayaran langsung yang di taruh amplop dan diletakkan di tempat khusus tersebut. Namun ingat, tetap pastikan etika dalam berhubungan dengan kurirnya ya.
  1. Gunakan sarung tangan.
    Untuk yang mengharuskan menerima langsung paket barangnya, bisa gunakan sarung tangan yang sekali pakai atau bisa dicuci ya.
  1. Hindari menyentuh wajah.
    Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Nah mengingat virus cepat menyebar melalui area wajah, maka sangat dianjurkan untuk tidak menyentuh area wajah saat pengambilan paket dan sebelum membersihkan paket dan tangan.
  1. Semprot barang dengan Desinfektan.
    Paket yang merupakan barang dan bukan makanan atau minuman, bisa disemprot terlebih dahulu menggunakan Desinfektan. Hal ini untuk memastikan barang terhindar dari kemungkinan paparan virus dari tangan-tangan produsen dan kurirnya. Pastikan juga anda sudah membuang bungkusnya sebelum masuk ke dalam rumah.Anda dapat memesan desinfektan dari Morita Indonesia di Lazada, Shopee dan Tokopedia.
  1. Cuci tangan setelah menerima paket.
    Hal yang terpenting setelah melakukan ke-4 cara diatas adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Cuci tangan setidaknya 20 detik dan pastikan setiap sela jari-jari terkena sabun dari terbilas air.

Dengan 5 cara ampuh diatas yang dilakukan secara disiplin dan benar, maka anda tidak perlu khawatir lagi saat menerima paket. Paket terhindar dari kuman dan virus, anda juga senang mendapatkan kebutuhan anda. Salam sehat.

Penulis: Naomi