Category: Tips & Trick

New Normal dalam Perspektif Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

MORITA Indonesia – Seperti kita ketahui, hingga saat ini Indonesia sedang menjalankan yang namanya kehidupan New Normal.

Skenario ini mulai ramai dibicarakan pada bulan Mei saat Achmad Yurianto yang saat itu merupakan Juru Bicara Penanganan Covid 19 menyinggung mengenai produktivitas dengan aman sehingga diperlukan tatanan baru.

Tatanan, kebiasaan dan perilaku baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang disebut new normal.

Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan (dilansir dari Kemkes).

Adanya protokol Adaptasi Kebiasaan Baru ini memang menjadi keputusan yang mungkin masih was-was bagi sebagian orang, mengingat korban terpapar Covid-19 terus ada di Indonesia.

Baca juga: SEJARAH HAND SANITIZER, PEMBERSIH TANGAN BERBASIS ALKOHOL YANG DICARI BANYAK ORANG

Namun pemerintah memang tidak hanya sebatas melakukan new normal tetapi sudah mempersiapkan segala protokol dibeberapa bidang: seperti di tempat kerja perkantoran dan industri, sektor jasa dan perdagangan.

Terlepas dari semua usaha yang disediakan pemerintah hingga saat ini Covid 19 masih tetap ada dan penyebaran masih tetap terjadi.

Bahkan situasi ini menjadi kesempatan masyarakat untuk hidup bebas dan normal sehingga banyak yang mengabaikan protokol kesehatan.

Namun menurut, Bidara Shabihah Salma, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di salah satu universitas di Indonesia ini menyampaikan keputusan New Normal sudah menjadi keputusan yang baik untuk diimplementasikan di Indonesia.

Bidara Shabihah Salma, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Undip
Bidara Shabihah Salma, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Undip

Baginya, sudah saatnya mulai berdamai dengan Covid-19 karena sektor kesehatan tidak bisa berdiri sendiri.

“Sampai kapan kita mau menghentikan aktivitas kita?” kata Bidara.

Menurutnya, Covid 19 tidak akan berakhir diwaktu dekat sehingga aktivitas harus berjalan, namun ia menyayangkan masyarakat yang lalai dan tidak menaati protokol kesehatan sehingga menyebabkan new normal bisa menjadi gagal.

New normal yang sudah terjadi membawa hal positif seperti contoh dari sektor penerbangan.

Baca juga: JAGA KESEHATAN DIRI DAN KELUARGA AGAR MERDEKA DARI COVID-19

Dengan diterapkan hal tersebut, masyarakat sudah bisa melakukan penerbangan ke tempat tujuan mereka. Sehingga aktivitas dan pekerjaan bisa berjalan baik.

Namun protokol ini tidak selalu direspon masyarakat dengan perilaku positif. Beberapa kelompok masyarakat menganggap sepele hal ini, tidak melakukan protokol kesehatan.

Sehingga new normal memang bisa dilihat menjadi dua hal yakni positif dan negatif.

Mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Diponegoro (Undip) ini juga memiliki tips di era new normal untuk seluruh elemen masyarakat:

  • Tetap dirumah saja jika tidak ada kepentingan diluar rumah
  • Terapkan protokol kesehatan saat keluar rumah
  • Biasakan dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
  • Berperilaku bijak dan sadar diri dalam menghadapi situasi ini.

Tetap sehat dan mari kita lawan Covid-19 bersama-sama. Salam sehat.

Penulis: Naomi

CEGAH COVID, GUNAKAN HAND SANITIZER DENGAN BAIK DAN BENAR

MORITA Indonesia – Halo sobat, setelah kemarin kita bicara tentang pentingnya jaga kesehatan diri dirumah, sobat semua sudah menerapkannya dirumah masing-masing kah? Nah, disituasi pandemi, Covid-19 ini memang sebaiknya melakukan banyak pencegahan dan penjagaan diri ya, sobat dibanding harus mengobati.

Terlebih lagi saat ini belum seutuhnya vaksin secara resmi dikeluarkan dan virus Covid-19 masih membayang-bayang aktivitas kita semua.

Artikel kali ini, akan membantu sobat dalam menjaga diri terbebas dari kuman dan virus dengan hand sanitizer.

Hand sanitizer ini sudah tidak asing lagi untuk semua orang, karena manfaatnya yang sangat dibutuhkan dan praktis untuk dibawa kemana saja serta saat beraktivitas diluar rumah.

Penyanitasi ini bisa berupa cairan atau gel yang umumnya digunakan untuk mengurangi patogen pada tangan.

Pemakaian penyanitasi tangan berbasis alkohol lebih disukai daripada mencuci tangan menggunakan sabun dan air pada berbagai situasi di tempat pelayanan kesehatan.

Dilansir dari peninjauan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat ), ada perbedaan penting antara mencuci tangan dengan sabun dan air dengan menggunakan hand sanitizer.

Sabun dan air berfungsi menghilangkan semua jenis kuman dari tangan, sedangkan sanitizer bekerja dengan cara membunuh kuman tertentu di kulit.

Meskipun pembersih tangan berbahan dasar alkohol dapat dengan cepat mengurangi jumlah kuman dalam banyak situasi, mereka harus digunakan dalam situasi yang tepat.

Sabun dan air lebih efektif daripada pembersih tangan dalam menghilangkan jenis kuman tertentu seperti Norovirus, Cryptosporidium, dan Clostridioides difficile, serta bahan kimia.

Walaupun dianggap lebih praktis, penggunaan hand sanitizer di masa pandemi Covid jangan dianggap sepele, barangkali ada yang hanya dengan asal mengusapkan ditangan.

Perlu diketahui penggunaan hand sanitizer yang baik dan benar sehingga bisa terbebas dari kuman.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni “kapan sebaiknya menggunakan hand sanitizer” dan “bagaimana sebaiknya menggunakan hand sanitizer”.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Hand Sanitizer

  • Sebelum dan sesudah mengunjungi teman atau sanak saudara dirumah sakit atau panti jompo.
  • Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbahan alcohol yang mengandung setidaknya 60% alkohol dan tetap cuci dengan sabun dan air sesegera mungkin.
  • JANGAN gunakan hand sanitizer jika tangan terlihat kotor atau berminyak (missal setelah berkebun, memancing atau berkembah), tetap maksimalkan cuci tangan dengan air.
  • Baik juga menggunakan hand sanitizer setelah mengeluarkan ingus, batuk dan bersin untuk menghindari penyebaran kuman.

Bagaimana Sebaiknya Menggunakan Hand Sanitizer

  • Gunakan hand sanitizer dengan setidaknya mengandung 60% alcohol.
  • Awasi anak kecil saat menggunakan hand sanitizer untuk mencegah alcohol tertelan.
  • Taruh pembersih yang cukup di tangan Anda untuk menutupi semua permukaan.
  • Gosok kedua tangan Anda hingga terasa kering (ini akan memakan waktu sekitar 20 detik).
  • JANGAN membilas atau menyeka pembersih tangan sebelum kering; hal itu mungkin tidak bekerja dengan baik melawan kuman.

Nah sobat, sudah pahamkan cara supaya penggunaan hand sanitizer ini lebih efektif dan berguna untuk kita? Segera diterapkan dikehidupan masing-masing ya untuk mencegah penyebaran kuman lebih luas lagi. Salam sehat.

Penulis: Naomi

JAGA KESEHATAN DIRI DAN KELUARGA AGAR MERDEKA DARI COVID-19

MORITA Indonesia – Hallo sobat sehat! Baru saja warga Indonesia merayakan Indonesia Merdeka yang ke 75 tahun.

Terasa sudah 75 tahun Indonesia berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekannya bahkan hingga saat ini negeri kita sedang berjuang “Merdeka Ditengah Pandemi”.

Indonesia telah melewati lika-liku perjalanan yang jatuh bangun, dan sudah seharusnya ditengah pandemi Indonesia tetap harus berjuang dan optimis bahwa Negeri ini bisa melewatinya.

Namun, dalam melawan covid-19 ini tak cukup hanya pemerintah yang memperjuangkannya.

Setiap elemen masyarakat diharapkan ambil andil, bisa dimulai dari yang paling kecil dan penting adalah dari diri sendiri, dari rumah masing-masing.

Baca juga: FAKTA PENTING MENCUCI TANGAN, MARI KETAHUI DAN LAKUKAN

Menjaga kebersihan diri di rumah ini menjadi sangat penting karena rumah menjadi tempat untuk tinggal setelah berpergian melakukan aktivitas.

Kuman yang dibawa dari luar bisa saja menempel dibarang-barang yang ada dirumah. Jika demikian maka kuman akan terus menempel dan menyebar ke anggota keluarga yang lain.

Oleh karena itu dengan menjaga kedisiplinan dan kebersihan diri sendiri di rumah akan bisa mencegah kuman menyebar kemanapun dan setidaknya menjaga kesehatan diri sendiri dan anggota keluarga.

 

Dilansir dari Kemkes, berikut ini cara untuk jaga diri dan keluarga dari Virus Covid-19 dengan melakukan Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS):

  1. Makan makanan bergizi
  2. Rajin olahraga dan istirahat
  3. Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
  4. Gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam
  5. Tidak merokok
  6. Minum air putih 8 gelas/hari
  7. Makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan daging dari hewan yang berpotensi menularkan
  8. Jaga kebersihan lingkungan
  9. Bila demam dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan
  10. Berdoa.

Gimana sobat? Sudah melakukan cara-cara diatas saat beraktivitas di rumah bersama keluarga?

Menjaga kebersihan diri di rumah bukan hal sepele ya sobat, melainkan sangat penting dilakukan dengan kesadaran setiap anggota keluarga untuk menjaga kesehatan satu sama lain.

Ayo lakukan bersama-sama dan yang belum melakukannya, belum terlambat kok.

Yuk kita sama-sama jaga kesehatan diri dan keluarga dengan disiplin jaga kebersihan di rumah. Salam sehat!

Penulis: Naomi

 

FAKTA PENTING MENCUCI TANGAN, MARI KETAHUI DAN LAKUKAN

MORITA Indonesia – Mencuci tangan langkah kecil yang sangat penting dan harus dilakukan setiap orang. Cuci tangan juga seharusnya dilakukan dengan benar.

Dilansir dari Kemkes RI, seseorang dapat terinfeksi Covid-19 melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat bersin atau batuk, droplet tersebut kemudian jatuh pada benda-benda disekitarnya.

Hal ini lah yang menjadikan mencuci tangan sangat penting dilakukan masyarakat saat beraktivitas baik didalam rumah maupun diluar rumah.

Berikut fakta-fakta penting yang harus Anda ketahui dalam mencuci tangan (dilansir dari Unicef Indonesia):

  1. Cara cuci tangan pakai sabun yang tepat. Telah mencuci tangan merupakan hal yang baik namun pastikan Anda melakukannya dengan benar.
    Langkah 1: Basahi kedua tangan secara keseluruhan dengan air bersih yang mengalir.
    Langkah 2: Tuangkan sabun ke seleuruh bagian tangan.
    Langkah 3: Gosok sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela-sela jari.
    Langkah 4: Bilas kedua tangan.
    Langkah 5: Keringkan dengan handuk bersih atau tisu.
  1. Durasi mencuci tangan. Cuci tangan setidaknya selama 20 – 30 detik dan pastikan setiap sela dijari-jari sudah terkena sabun dan air bersih mengalir. Durasi ini juga dapat diterapkan dalam menggunakan Hand Sanitizer.
  1. Kapan harus mencuci tangan? Anda harus tahu kapan saja harus mencuci tangan dan pastikan Anda benar-benar mencuci tangan di waktu berikut (secara umum):
  • Sebelum dan sesudah makan
  • Setelah menggunakan toilet
  • Setelah membuang sampah
  • Setelah menyentuh hewan
  • Setelah mengganti popok bayi atau membantu anak menggunakan toilet
  • Ketika tangan terlihat kotor, Secara khusus saat:
  • Setelah membuang ingus, batuk atau bersin
  • Setelah berkunjung dari tempat umum, seperti kendaraan umum, pasar atau tempat ibadah
  • Setelah menyentuh barang di luar rumah (termasuk uang)
  • Sebelum, saat, dan sesudah merawat orang sakit
  1. Apakah membutuhkan air hangat dalam mencuci tangan?, Tidak. Air dingin dan air hangat (dan sabun) keduanya efektif dalam membunuh kuman. atau virus.
  1. Apakah perlu mengeringkan tangan dengan handuk/tissue? Ya, karena kuman menyebar lebih mudah melalui kulit yang basah.
  1. Cuci tangan dengan sabun atau dengan cairan pembersih tangan?
    Keduanya baik saat dilakukan dengan benar. Cairan pembersih berbasis alkohol lebih praktis digunakan diluar ruangan namun tidak dapat membunuh semua jenis bakteri dan virus hanya coronavirus.

Nah, melalui ulasan diatas Anda sudah bisa melihat cara mencuci tangan selama ini dan mulai lagi mencuci tangan dengan baik dan benar.

Seperti dihimbau pemerintah untuk melaksanakan protocol kesehatan di New Normal ini, alangkah baiknya dilaksanakan secara benar sehingga Anda tetap terbebas dari kuman, virus dan Covid-19. Salam sehat.

Penulis: Naomi

PANDEMI COVID BELUM USAI, JAGA KESEHATAN BAGIAN YANG TERPENTING

 

(sumber foto liputan6.com)

 

Pandemi Covid menyeruak ke seluruh pelosok dunia. Pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019, Covid-19 secara cepat menyebar ke berbagai negara.

Setiap negara secara bergantian melaporkan kasus pertama bahkan hingga kesekian kalinya. Masih teringat benar, Covid-19 menggegerkan seluruh elemen masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia.

Di Indonesia, kasus pertama secara resmi diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 3 Maret 2020.

Penyebarannya yang termasuk cepat dan tidak dapat diprediksi semakin meningkatkan kekhawatiran masyarakat pada saat itu.

Empat bulan berselang yakni pada bulan Juni 2020, Pemerintah Indonesia menerapkan status new normal atau kebiasaan baru secara bertahap di beberapa daerah.

Dilansir dari portal website Kemenkes, tatanan kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai new normal.

Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan.

Namun sayang, dengan adanya new normal, masyarakat menganggap pandemi telah usai sehingga banyak yang melanggar protokol  kesehatan.

Dimulai dari tidak menggunakan masker hingga tidak menjaga jarak bahkan membuat kerumunan.

Padahal jika dilihat dari portal berita Covid-19, per tanggal 9 Agustus 2020 kasus positif baru masih terus bertambah menjadi 125.396 kasus.

Oleh sebab itu, masyarakat sebaiknya tetap ingat bahwa pandemi Covid-19 belum usai dan new normal bukan berarti normal.

Namun ada kebiasaan baru (protokol) yang harus diingat kembali dan dilakukan untuk menjaga kesehatan masing-masing, sbb (dilansir dari Kompas.com):

  1. Cuci Tangan

Jaga kebersihan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer, jika permukaan tangan tidak terlihat kotor. Gunakan sabun dan air mengalir, jika tangan terlihat kotor. Ikuti tahapan mencuci tangan yang baik, meliputi punggung tangan, bagian dalam, sela-sela jari dan ujung jari.

  1. Hindari Menyentuh Wajah

Tangan dapat membawa kuman dari manapun, baiknnya untuk tetap menghindari menyentuh muka.

  1. Menerapkan Etika Batuk Dan Bersin

Saat batuk atau bersin, tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh. Virus dapat mengenai orang lain, sehingga orang tersebut dapat terinfeksi virus yang berasal dari tubuh kita. Agar terhindar dari Covid-19, terlepas seseorang memiliki virus corona atau tidak, etika batuk dan bersin harus dilakukan. Yakni dengan cara menutup mulut dan hidung menggunakan lengan atas bagian dalam maupun menggunakan kain tisu (selepasnya dibuang langsung ke tempat sampah).

  1. Gunakan Masker

Masker medis hanya dapat digunakan satu kali dan harus langsung diganti. Selalu ingat untuk membuang masker tersebut ke tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan setelahnya.

  1. Jaga jarak fisik

Physical distancing atau jaga jarak diimbau agar masyarakat tidak mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak fisik dengan orang lain dan tidak mengadakan acara yang mengundang orang banyak.

  1. Isolasi Mandiri

Dilakukan bagi yang merasa tidak sehat, memiliki beberapa gejala sakit, yakni demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan atau sesak napas. Saat merasakan gejala tersebut, maka secara sadar Anda dan sukarela melakukan isolasi mandiri di rumah.

  1. Menjaga kesehatan

Selama tidak berkegiatan di luar rumah, pastikan kesehatan fisik selalu terjaga dengan berjemur sinar matahari pagi selama beberapa menit, mengonsumsi makanan bergizi, dan melakukan olahraga ringan.

Dengan menerapkan setiap protokolnya, diharapkan new normal bisa berjalan dengan baik dan berhasil. Keberhasilan new normal ini sangat membutuhkan kerja sama dari setiap elemen masyarakat Indonesia.

 

3 Tips Aman Jalani Puasa Jika Alami Gejala Ringan Corona

 

Tanggal 1 Ramadhan ditetapkan jatuh pada Jumat, 24 April 2020. Tak seperti tahun sebelumnya, puasa kali ini berlangsung di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Mudik Lebaran pun dilarang Jokowi demi menekan penyebaran virus Corona COVID-19.

Mengutip Gulf News, dr Faisal Dalfi dari RS Burjeel Abu Dhabi mengatakan pasien Corona dengan gejala ringan masih dianjurkan untuk berpuasa kecuali pasien Corona bergejala berat. “Pasien-pasien yang memiliki gejala moderat atau parah dirawat dalam isolasi di rumah sakit dan tentunya pasien-pasien ini tidak akan bisa menjalani puasa Ramadhan,” ujar dr Dalfi.

Berikut 3 tips aman berpuasa bagi seseorang yang mengalami gejala ringan.

1. Asupan makanan sehat

Konsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah, dan cukup air putih. Hal ini agar menjaga imunitas tubuh tetap kuat.

“Pasien harus menghindari minuman yang mengandung gas dan bergula,” kata dr Dalfi.

2. Tidur cukup

Pasien Corona bergejala ringan dianjurkan untuk istirahat yang cukup selama berpuasa. “Saya menyarankan agar pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan asymptomatic untuk memastikan supaya tidur setidaknya tujuh jam setiap harinya. Tidur adalah proses restoratif yang terutama penting ketika tubuh melawan virus,” jelas dr Dalfi.

3. Berhenti merokok

Sementara itu, dr Fernanda Bonilla yang menjadi dokter penyakit menular di Cleveland Clinic Abu Dhabi mengatakan ada bukti yang menunjukkan kalau perokok bisa terkena dampak parah dari COVID-19.

“Ramadhan adalah saat ideal untuk menghentikan kebiasaan itu. Orang-orang akan bisa melihat peningkatan jelas pada kesehatan mereka dalam beberapa hari atau minggu usai berhenti (merokok), sehingga mengurangi risiko terkena gejala parah dari infeksi,” katanya.

 

 

Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4988783/3-tips-aman-jalani-puasa-jika-alami-gejala-ringan-corona

 

Warga Bisa Gunakan Masker Kain Cegah Antisipasi COVID-19, Asal Jaga Jarak

 

 

 

JAKARTA – Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, menyampaikan bahwa masyarakat dapat menggunakan masker kain di tempat umum dan fasilitas lain. Namun, pengguna masker kain juga perlu untuk menjaga jarak 1 sampai 2 meter untuk mencegah penularan virus Corona.

Penggunaan masker kain ternyata kurang efektif mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 dan hanya bisa digunakan sebagai pilihan terakhir.

“Kenapa? Karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis. 40 hingga 90 persen partikel bisa menembus masker. Idealnya dikombinasikan dengan penutup wajah,” ujar Erlina dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, terdapat sejumlah mekanisme penularan virus dua di antaranya melalui droplet dan airbone (partikel kecil yang terbawa udara).

Masker kain ini memang memiliki perlindungan dari droplet, meski kecil. Tingkat perlindungan bagi partikel droplet ukuran tiga mikron hanya 10 sampai 60 persen. Jadi masih tergolong tinggi penularannya.

“Masker kain, perlindungan terhadap droplet ada, tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airbone,” kata dia.

Meski begitu, kata dia, pengunaan masker kain ini bisa digunakan sebagai pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sudah sangat langka di pasaran.

Tapi itu pun dengan catatan, bahwa yang wajib menggunakan masker bedah adalah orang sakit dan tenaga medis, sementara masyarakat sehat dapat menggunakan masker bedah jika keluar rumah atau merawat orang sakit.

“Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah) maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit, dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua,” kata dia.

Sementara masker bedah, efektif mencegah partikel airbone ukuran 0,1 mikron dari 30 hingga 95 persen. Namun masih memiliki kelemahan yakni tidak bisa menutupi permukaan wajah secara sempurna terutama di sisi samping kiri dan kanan masker.

“Dan kelemahan lainnya hanya bisa digunakan sekali pakai,” kata dia.

Adapun masker N95, memang tingkat efektifitas pencegahan penularan mencapai 95 persen namun masker ini tidak boleh dipakai oleh sembarang orang dan menjadi protokol wajib tenaga kesehatan yang harus berkontak langsung dengan pasien penderita.

“N95, masker ini mempunyai proteksi yang baik untuk droplet dan juga memiliki proteksi aerosol. Makanya dianjurkan oleh tenaga medis, bukan masyarakat, dan efektifitasnya cukup tinggi partikel ukuran 0,1 mikron aerosol sampai 95 persen,” kata dia.

Agus Wibowo
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB

 

 

Sumber : Covid19

Kapan anda harus mencuci tangan ?

 

Kapan harus mencuci tangan?

Ada beberapa hal penting untuk mencuci tangan dalam kegiatan sehari-hari, terutama ketika di rumah seperti:

  • Sebelum makan
  • Selama dan setelah menyiapkan makanan
  • Sebelum dan setelah merawat orang sakit
  • Sebelum dan sesudah merawat luka
  • Setelah menggunakan toilet
  • Setelah mengganti popok dan membersihkan si kecil
  • Setelah bersin dan batuk
  • Setelah menyentuh sampah
  • Setelah membersihkan kotoran hewan

 

http://awalbros.com/others/kapan-harus-mencuci-tangan/