Category: Fight Covid 19

Liburan Aman dan Sehat di Masa Pandemi

MORITA – Semenjak pandemi COVID-19 melanda dunia untuk dapat melakukan liburan menjadi suatu hal yang nyaris mustahil dilakukan, terlebih diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berbulan-bulan menjalani hari-hari yang berat maka ketika pemerintah mengumumkan pembukaan kembali beberapa tempat pariwisata secara bertahap menjadi satu berita yang menggembirakan.

Syarat utama pembukaan tempat wisata adalah wajib menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat ditempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan COVID-19.

 

Rasa bosan bahkan stres banyak melanda masyarakat akibat terjadi pembatasan aktivitas dan mobilitas yang mengungkung. Kita sudah mengetahui dampak buruk rasa bosan yang berlarut menimbulkan stress sehingga akan mengganggu kesehatan, baik kesehatan fisik, mental maupun rohani. Liburan dapat dipilih sebagai salah satu jalan keluar untuk mematahkan belenggu kebosanan dan stres.

 

Tentunya dalam menjalankan liburan dimasa pandemi ini kita harus menyesuaikan diri dengan melakukan kebiasaan baru. Beberapa hal penting yang harus dicatat dan dilakukan sebelum dan saat pergi liburan.

Liburan dengan Keluarga Serumah

Dianjurkan melakukan liburan hanya dengan keluarga serumah saja. Mengapa? karena kita tahu persis kondisi mereka, baik itu hal aktivitas, kesehatan dan interaksi yang mereka lakukan.

 

Atur Jadwal Liburan

Agar liburan aman dan dapat terencana dengan baik, aturlah waktu liburan jauh-jauh hari. Merencanakan jauh-jauh hari akan memudahkan mempersiapkan semua kebutuhan seperti: transportasi, akomodasi dan bahkan konsumsi. Usahakan tidak melakukan liburan pada tanggal-tanggall merah karena biasanya tempat wisata penuh sesak orang berwisata. Inilah satu keuntungan melakukan liburan hanya dengan keluarga serumah.


Cari Tempat Wisata Aman dan Nyaman

Luangkan waktu untuk mencari tempat wisata dan informasi tentangnya selengkap mungkin. Kondisi aman dan nyaman dari lokasi tempat wisata yang dituju harus menjadi prioritas utama. Jangan malas membaca ulasan (review) sebagai bahan referensi. Terlebih di masa pandemi ini, jangan pernah berprinsip ‘kemana saja asal kaki melangkah’. Jenis liburan yang bisa dijadikan pilihan: staycation, camping ground, ke pantai,naik gunung.

Persiapkan Semua Kebutuhan

  • Transportasi

Melakukan perjalanan akan lebih nyaman jika menggunakan kendaraan pribadi. Berguna untuk mengurangi kontak fisik dengan orang lain. Sekalipun berkendaraan pribadi, tetap lakukan protokol kesehatan seperti: menggunakan masker dan memperhatikan jumlah penumpang untuk melakukan pembatasan jarak fisik. 

  • Penginapan

Pilih penginapan yang telah menerapkan protokol kesehatan. Jika di penginapan disediakan kolam renang atau tempat kebugaran lebih baik tidak menggunakannya. Jika terlalu kuatir menggunakan perlengkapan makan yang disediakan penginapan sebaiknya bawa alat makan sendiri.

  • Konsumsi & Perlengkapan Pribadi

Mengurangi kontak fisik dengan orang lain, sebaiknya mempersiapkan konsumsi dan perlengkapan pribadi sendiri, terlebih jika membawa anak-anak dan lansia.

Pahami Peraturan Yang Berlaku

Setiap daerah (tempat wisata) memiliki kebijakan masing-masing terkhusus dalam menerapkan penanganan COVID-19. Bisa jadi ada pembatasan masuk ke daerah tertentu. Sebelum pergi liburan, cari tahu informasi mengenai peraturan di daerah yang akan dikunjungi. Pahami apakah ada persyaratan khusus untuk datang ke sana atau saat kembali ke daerah asal.

Menjalankan Protokol Kesehatan

Di saat sedang liburan, biasanya kita banyak melakukan aktivitas fisik. Tangan menjadi cepat kotor. Kuman ada dimana-mana dan bisa menyebar kapan saja. Menjaga kebersihan tangan adalah salah satu bagian dari protokol kesehatan. Oleh karena itu kita harus selalu membawa hand sanitizer kemanapun pergi. Di tempat liburan bisa kemungkinan kita akan kesulitan mencari toilet atau tempat mencuci tangan. Menggunakan hand sanitizer membantu kita membersihkan tangan dari kuman dan kotoran. Sekalipun kita sedang melakukan liburan, wajib menjalankan protokol kesehatan.

Penulis: Tiendy Rose

MENGAPA MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN BISA MENCEGAH PENYEBARAN COVID?

Sabun pencuci tangan biasanya memiliki bahan aktif yang mampu membersihkan dan membunuh kuman. Bahan yang dimaksud adalah “Surfaktan”. Surfaktan merupakan suatu senyawa yang memiliki gugus bersifat suka air (hidrofilik/lipofobik) dan suka minyak/lemak (lipofilik/hidrofobik).

Surfaktan berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan pada zat yang tidak tercampur seperti antara dua zat cair (minyak dan air), antara gas dan zat cair, atau antara zat cair dan zat padat dengan cara membentuk misel.

Surfaktan diklasifikasikan berdasarkan hasil disosiasi surfaktan dalam larutan. Surfaktan anionic akan terdisosiasi menjadi anion, surfaktan kationik akan terdisosiasi menjadi kation, dan surfaktan amfoter akan terdisosiasi menjadi anion dan kation.

Bagaimana mekanisme kerja sabun berfungsi membersihkan sekaligus membunuh kuman?

Sabun pencuci tangan yang mengandung surfaktan akan membersihkan dengan cara bagian hidrofobik/non polar pada surfaktan akan cenderung lebih tertarik untuk berikatan dengan lemak/kotoran sedangkan bagian hidrofilik/polar akan cenderung lebih tertarik dengan air yang juga bersifat polar sehingga terbentuk misel yang dapat membuat lemak/kotoran akan ikut bersama air pada saat dibilas.

Surfaktan juga memiliki kemampuan dalam membunuh kuman. Setiap jenis surfaktan memiliki mekanisme yang berbeda

  1. Surfaktan Kationik, akan menyerap dan penetrasi kedalam dinding sel bakteri kemudian bereaksi dengan membrane sitoplasma dan merusaknya. Hal ini menyebabkan rusaknya bagian intrasel sehingga terjadi degradasi protein asam nukleat. Bakteri pun akan pecah dan mati.
  2. Surfaktan anionic, berkerja dengan cara mendenaturasi protein dari bakteri sehingga bakteri akan mati. Surfaktan anionic juga dapat membunuh virus
  3. Surfaktan amfoter, bekerja dengan cara berikatan dengan membran sel bakteri dan memiliki afinitas yang kuat.
  4. Surfaktan Nonionik, dapat membunuh jamur, bakteri, dan virus. Surfaktan ini membunuh bakteri dengan mengeluarkan enzim intraseluler dari bakteri gram positif dan menyebabkan kerusakan membran. Untuk jenis fatty acids dapat membunuh bakteri dengan cara menyerang membrane sel dan mengganggu transport elektron dan fosforilasi oksidatif, serta mengganggu metabolisme bakteri.

Morita “MORCLEAN” Hand Soap merupakan sabun pencuci tangan yang mengandung berbagai jenis surfaktan yang mampu membasmi kotoran dan kuman. Gunakan MorClean Hand Soap untuk menemani aktivitasmu sehari-hari. Pastikan Anda dan keluarga Anda tetap menjalani protokol kesehatan serta menjaga kebersihan, dimulai dari mencuci tangan.

Stay Safe & Stay Clean, With Morita MorClean

Referensi

Falk, Nancy A. 2019. Surfactants as Antimicrobials: A Brief Overview of Microbial Interfacial Chemistry and Surfactant Antimicrobial Activity. J Surfactants Deterg. 22(5): 1119–1127.

Nakama, Y. 2017. Surfactants. Cosmetic Science and Technology.

Essential Industries. 2020. The Chemistry of Cleaning. Tersedia di https://www.essind.com/chemistry-of-cleaning/

PENTINGNYA CUCI TANGAN DENGAN SABUN DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah, pemerintah melaporkan kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 5.504 pada Kamis (8/4/2021) hingga pukul 12.00 WIB. Dengan penambahan data hari ini, total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 1.552.880. Meskipun begitu, masih banyak masyarakat Indonesia yang beraktivitas di luar rumah dan mengabaikan protokol kesehatan.

Virus Covid-19 tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga otak, ginjal, hati, jantung, kulit, dan pencernaan. Virus Covid-19 bisa berada dimana saja, bisa menempel di benda yang ada di sekitar kita. Tapi jangan panik, ada cara yang dinilai paling efektif selain memakai masker untuk mencegah penularan virus tersebut adalah dengan sering mencuci tangan pakai sabun. Mencuci tangan sesering mungkin dan dengan cara yang tepat (setidaknya selama 40 detik) adalah salah satu langkah paling penting untuk mencegah infeksi COVID-19.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, pemerintah membuat pendoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi COVID-19. Di negara kita, protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M. Sudah tahu apa saja protokol kesehatan 5M untuk membantu pencegahan penularan virus corona? 

Makna gerakan 5M protokol kesehatan adalah sebagai pelengkap aksi 3M. yaitu:

  1. Memakai masker,
  2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
  3. Menjaga jarak,
  4. Menjauhi kerumunan, serta
  5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Mengapa penting mencuci tangan dengan sabun?

Mencuci tangan dengan sabun sangat penting bagi setiap orang untuk melindungi diri dan melakukan tindakan pencegahan penularan virus corona. Menurut Kemkes, mencuci tangan pakai sabun terbukti efektif mencegah penularan virus corona karena tangan yang bersih setelah dicuci pakai sabun dapat mengurangi risiko masuknya virus ke dalam tubuh mengingat:

a. Tanpa disadari, orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut sehingga dapat menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh

b. Virus corona dari tangan yang tidak dicuci dapat berpindah ke benda lain atau permukaan yang sering disentuh – seperti pegangan tangga atau eskalator, gagang pintu, permukaan meja, atau mainan- sehingga menimbulkan risiko penyebaran virus kepada orang lain.

Bagaimana cara cuci tangan dengan sabun yang baik?

Cuci tangan dengan sabun yang baik menurut World Health Organization atau WHO adalah sebagai berikut:

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA

MORITA – Kasus pandemi Covid masih terus bertambah, hingga per tanggal 26 September 2020 kasus positif bertambah 4.494 orang sehingga total menjadi 271.339 orang.

Di Indonesia sendiri kasusnya masih bertambah dari hari ke hari. Hal ini menandakan bahwa pandemi ini belum usai dan juga memperlihatkan bahwa ada potensi untuk siapapun orangnya bisa saja terpapar.

Meski begitu, semenjak adanya new normal masyarakat sepertinya sudah sangat bebas untuk keluar rumah, beberapa harus pergi keluar untuk bekerja dan kepentingan lainnya. Namun sudah banyak pula yang keluar rumah dengan tujuan bersenang senang.

Terkadang bisa menjadi lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ada.

Baca juga: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Kasus Covid-19 ini selalu memunculkan klaster-klaster baru dimasyarakat, dan yang pada awalnya klaster yang muncul biasanya diperkantoran, ditengah masyarakat atau perumahan.

Saat ini kasus Covid-19 di klaster keluarga dikabarkan meningkat.

Dilansir dari BBC, menurut data yang dihimpun edukasi pandemictalks setidaknya ada 230 keluarga di lima kota besar di Indonesia yakni Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Bogor dan Malang saling menularkan virus covid-19 ke anggota keluarganya.

Pakar epidemiologi Unversitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebutkan bahwa klaster keluarga bisa berkontribusi hingga 85% terhadap peningkatan kasus positif covid-19 di suatu negara jika tidak ada langkah cepat untuk mengatasinya.

Ajakan Tetap Disiplin

Terkait klaster keluarga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengajak masyarakat tetap menggunakan masker meski di dalam rumah.

Bintang mengatakan terutama untuk perempuan sebagai manajer rumah tangga harus mengingatkan keluarganya.

Walaupun di dalam rumah di sarankan untuk tetap memakai masker.

Apalagi di dalam keluarga ada kelompok rentan balita dan lansia.

Bintang merupakan menteri yang dipanggil Jokowi ke Istana untuk men-sosialisasikan protokol kesehatan secara masif khususnya di lingkup keluarga.

Peningkatan klaster keluarga disebabkan karena anggota keluarga yang masih beraktivitas di luar rumah, seperti halnya bekerja dsb.

Masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah ini sangat dihimbau untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan dan ikuti tahapan yang baik dan benar saat memasuki rumah. (dilansir dari Kompas.com)

AYO JANGAN LENGAH, CEGAH COVID KLASTER KELUARGA!

Dengan adanya peningkatan kasus di klaster keluarga ini, maka sebaiknya anggota keluarga mencegah sebelum mengobati dengan cara berikut:

  • Memakai Masker
  • Menjaga Jarak
  • Terapkan Etika Bersin dan Batuk
  • Menjaga kebersihan tangan dapat menggunakan Morita Hand Sanitizer

Hal ini sangat penting, mungkin terkadang disepelekan.

Namun menerapkan menutup mulut dengan lengan, tissue atau kain saat bersin atau batuk sangat lah penting.

  • Mencuci Tangan. Walaupun di rumah saja, sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan air setelah beraktivitas atau menyentuh barang di rumah.
  • Jaga Kebersihan dan Kesehatan. Rutin untuk membersihkan rumah dan barang-barang. Kemudian tetap jaga kesehatan dnegan disiplin minum vitamin dan menjaga pola hidup yang sehat.
  • Makan Menu Bergizi Seimbang. Lakukan Olahraga atau Aktivitas Seru Lainnya.

Penulis: Naomi

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus di Tengah Pandemi

MORITA – Tak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mulai dari kesehatan, perekonomian, keuangan hingga pada pendidikan dan lainnya.

Dari aspek pendidikan sendiri, pandemi yang melanda seluruh dunia dan Indonesia.

Ini mengharuskan para siswa dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi untuk belajar dari rumah secara daring.

Kekurangan dan kelemahan dari sekolah atau belajar secara daring dari rumah sudah terlihat oleh semua orang.

Meskipun proses adaptasi dari tenaga pendidik, siswa dan orang tua sudah terjadi cukup lama dan semakin terbiasa, hambatan-hambatan dan tantangan akan tetap ada.

“Walaupun sudah terbiasa dan tidak gagap, pembelajaran secara daring sejauh ini terkadang terasa membosankan dan melelahkan karena tidak adanya interaksi yang biasanya dilakukan” kata salah seorang mahasiswi Universitas Diponegoro.

Memang dalam sekolah daring ini, gangguan sinyal, keterbatasan perangkat online, keterbatasan kuota disertai rasa bosan, lelah dll menjadi beberapa hambatan dan tantangannya.

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Di sisi lain, ada tantangan tersendiri yang berbeda dengan hambatan dan tantangan diatas dimana hal itu dirasakan oleh anak tanpa berkebutuhan khusus.

Anak berkebutuhan khusus adalah kelompok yang terpukul secara mental dan fisik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017, jumlah anak yang berkebutuhan khusus di Indonesia mencapai 1,6 juta.

Dilansir dari CNN Indonesia, bahwa ditengah pandemi Covid-19 serta ketidakstabilan emosi siswa dengan kebutuhan khusus menjadi tantangan dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Pendidikan Anak Jarak Jauh

Menurut pendidiknya, dalam pembelajaran jarak jauh ini seorang ABK sulit merespons informasi yang masuk melalui panca indera akibat hambatan otak;

dan ini yang membedakan dengan anak pada umumnya.

Seorang ABK yang biasanya meluapkan perasaan dan tindakannya baik amarah atau kebahagiaan secara langsung kepada pendidik.

Di pandemi ini tidak bisa dilakukan sehingga hal ini menjadi kekhawatiran dari pendidik.

Seorang ABK dalam pembelajaran jarak jauh sangat bertumpu pada orang tua; karena mereka belum bisa untuk mandiri.

Masalah lainnya yang mungkin akan muncul adalah orang tua yang harus bekerja, tidak sanggup mengurus anaknya 24 jam, dsb.

Selanjutnya, pada kasus lain anak berkebutuhan khusus menemukan kenyamanan dalam rutinitas.

Ketika rutinitas terputus, maka mereka cenderung cemas dan berperilaku tidak biasanya. Harus mempertahankan rutinitas itu, namun bukan hal yang mudah.

Menurut seorang asisten pengajar Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Watkins Mill High School, di Gaithersburg, Maryland, Paramita Hidayat, pandemi Covid-19 mengacaukan kehidupan semua anak khususnya ABK.

Para orang tua dan pakar anak tidak hanya mencemaskan kondisi emosional mereka, namun juga bagaimana kurangnya pendekatan perorangan akan mempengaruhi kehidupan mereka dalam jangka panjang. (Dilansir dari VOA Indonesia)

Temukan Solusi

Hetifah, wakil ketua komisi X DPR RI mengatakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus mencari solusi terkait hal ini.

Hetifah juga mengatakan program pembelajaran daring untuk ABK bisa menggunakan televisi sehingga bisa dijangkau semua siswa.

Dan membuat konten dan program yang ramah disabilitas, buku bacaan untuk tunanetra, terjemahan bahasa isyarat dsb.

Tetapi sejauh ini mungkin sudah bisa dilihat terkait adanya terjemahan bahasa isyarat yang selalu ada di televise.

Namun, tidak menjadi solusi utama dalam hal pendekatan langsung kepada ABK ini sendiri.

Sehingga solusi masih sangat dibutuhkan mengingat anak berkebutuhan khusus membutuhkan kepedulian yang lebih dari anak biasa.

Penulis: Naomi

Cara mencuci tangan dengan benar

Cara mencuci tangan dengan benar

Cuci tangan merupakan langkah mudah dan aman untuk melindungi diri dari virus corona COVID-19, tetapi tidak banyak yang tahu bagaimana cara mencuci tangan yang benar. Berikut tata cara mencuci tangan yang direkomendasikan WHO.

1. Basahi tangan dengan air.

2. Tuang sabun pada tangan secukupnya untuk menutupi semua permukaan tangan.

3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya.

4. Gosok punggung tangan dan sela jari.

5. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan.

6. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar.

7. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun.

8. Gosok tangan yang bersabun dengan air mengalir.

9. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai

Jika dalam kondisi tertentu, tidak ada air dan sabun atau tidak dapat menggunakan air dan sabun untuk membersihkan tangan, solusi lainnya adalah gunakan hand sanitizer. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer yang berbasis setidaknya 60 persen alkohol.

ST.Morita Farma Fights Covid-19

 

ST.MORITA FARMA CONTRIBUTES TO FIGHT THE SPREAD OF COVID-19 BY CONSISTENTLY PRODUCE SEVERAL HEALTHCARE PRODUCTS SUCH AS HAND SANITIZER, ANTISEPTICS, AND ALSO DISINFECTANT. THE PRODUCTS WERE FORMULATED BASED ON SEVERAL RELIABLE REFERENCES.

The references  reveals that

  • Hand hygiene is an important part of to prevent the spread of COVID-19. CDC recommends Alcohol-based hand rub (ABHR) is a simple yet effective way  to the reduce the direct and indirect spread of coronaviruses between people. ABHR such as hand sanitizer formulations can inactivate SARS-CoV-2. [1]
  • A final concentration of 80% ethanol or 75% isopropyl alcohol recommended in the USP hand sanitizer toolkit are aligned with World Health Organization (WHO) formulations. [2]
  • WHO are recommended by WHO for use in response to an emerging viral pathogen, including viruses that are genetically related to, and with similar physical properties as, the SARS-CoV-2.
  • Centers For Desease Control and Prevention (CDC) published and articles that SARS-CoV-2 was efficiently inactivated by WHO-recommended formulations with 80% of ethanol , supporting their use in healthcare systems and viral outbreaks. [3,4]
  • Morita hand sanitizer is ethanol-based product. The research was revealed that ethanol is used worldwide in healthcare facilities for hand rubbing. It has been described to have a stronger and broader virucidal activity compared to propanols. Ethanol at 80% was highly effective against all tested 21 enveloped viruses within 30s. [5]
  • Scientists in Germany and Switzerland have also tested the sanitizers’ effectiveness against SARS-CoV-2. The sanitizer comprises ethanol — 80% by volume and isopropanol (also known as 2-propanol or isopropyl alcohol) — 75% vol/vol. [6]

 

 

HOW TO CHOOSE HAND SANITIZER

 

  1. Choose hand sanitizer with 60-95% alcohol content (WHO recommend 80% alcohol content for ethanol and 75% for isopropanol)
  2. Make sure that hand sanitizer also contain humectant to reduce hand dryness (e.g. glycerol)
  3. Make sure that hand sanitizer pH is in a range of skin pH (4 – 7) to reduce the risk of irritatio

 

 

 

 

REFERENCES

1.Kratzel A, Todt D, V’kovski P, Steiner S, Gultrom M, Thao TTN, et al. Inactivation of severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 by WHO-recommended hand rub formulations and alcohols. Emerg Infect Dis. 2020 Jul

2.https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/hand-hygiene.html

3.Inactivation of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 by WHO-Recommended Hand Rub Formulations and Alcohols, https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/26/7/20-0915_article  

4. https://www.who.int/gpsc/5may/Guide_to_Local_Production.pdf?ua=1

5.Kampf, Günter. Efficacy of ethanol against viruses in hand disinfection, Journal of Hospital Infection. 2017. DOI :10.1016/j.jhin.2017.08.025

6. https://www.medicalnewstoday.com/articles/covid-19-hand-sanitizers-inactivate-novel-coronavirus-study-finds#Stocks-running-low

Begini Cara Kelola Limbah Masker di Masyarakat Untuk Cegah Penularan COVID-19

 

 

Masker yang telah digunakan oleh Anda bisa menjadi media penularan virus dan agen penyebab penyakit, dan tentu hal ini menjadi sangat berbahaya. Namun penggunaan masker di lingkungan masyarakat tidak dikategorikan sebagai limbah medis yang diperlakukan seperti limbah medis di Fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Hal ini karena masker tersebut tidak digunakan dalam pelayanan kesehatan atau pasien di Fasyankes. Limbah masker seperti ini masuk ke dalam kategori limbah domestik, sehingga perlakuan pengelolaannya sama dengan pengelolaan limbah domestik sesuai Undang­ Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Ada beberapa tahapan dan cara bagaimana mengelola masker yang telah Anda pakai, agar tidak menjadi media penularan virus, terutama virus penyebab COVID-19. Langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi risiko kesehatan akibat cara pembuangan masker bekas pakai.

Tahapan Keterangan
Kumpulkan Masker bekas pakai •   Saat ini penggunaan Masker oleh masyarakat semakin tinggi, hal ini terkait kewaspadaan dengan isu COVID-19, secara positif juga menandakan kesadaran masyarakat untuk proteksi risiko yang cukup baik.•  Namun demikian peningkatan penggunaan masker juga dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab, dan dikhawatirkan masker bekas pakai dilakukan daur ulang dan dijual kembali di pasar.

•   Kita semua harus berperan dengan mengelola masker bekas pakai.

Desinfeksi Lakukan desinfeksi dengan cara rendam masker yang telah digunakan pada larutan disinfektan/ klorin/pemutih.
Rubah bentuk •  Kumpulkan masker dengan wadah/plastik yang aman.•  Untuk masker individu rusak talinya dan robek tengah sehingga tidak dapat digunakan ulang.
Buang ke tempat sampah domestik Buang ke tempat sampah domestik.
Cuci tangan Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/gunakan hand sanitizer bila tidak ada sarana cuci tangan.

Diharapkan dengan mengikuti tahapan-tahapan pengelolaan masker bekas pakai seperti di atas, potensi risiko penularan akibat penyalahgunaan penggunaan masker dapat dihindari. Selain itu, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker akan meminimalisir potensi penularan virus, seperti virus SARS-COV2, penyebab COVID-19.

Pedoman ini dapat diunduh melalui link berikut ini.

Mari kita cegah virus dimulai dari menjaga kesehatan dan pola hidup sehat diri sendiri.

#LAWANCOVID19

 

Sumber : https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/begini-cara-kelola-limbah-masker-di-masyarakat-untuk-cegah-penularan-covid-19/#.XoLHHIgzaUm