SEJARAH HAND SANITIZER, PEMBERSIH TANGAN BERBASIS ALKOHOL YANG DICARI BANYAK ORANG
MORITA Indonesia – Masih bicara seputar hand sanitizer, pembersih tangan beralkohol ini sudah menjadi kebutuhan utama setiap orang saat ini. Ditengah pandemi Covid-19 tak heran setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkan hand sanitizer.
Namun, kira-kira sobat semua tahu gak sih.. asal mula dan bagaimana kemunculan hand sanitizer ditengah masyarakat? Nah, artikel kali ini akan membahas bagaimana sejarah atau asal mula adanya hand sanitizer nih sobat.
Dilansir dari CNBC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menjelaskan bahwa jika tidak tersedia air mengalir dan sabun, gunakanlah hand sanitizer setidaknya yang mengandung 60% alcohol.
Beberapa Versi Sejarah Hand Sanitizer
Dilansir dari CNBC (25/8) Alkohol menjadi bahan utama dari hand sanitizer. Sebagian besar hand sanitizer mengandung 60-95% alcohol yang dicampur dengan air dan gel.
Alkohol sendiri sudah digunakan sebagai antiseptic sejak setidaknya akhir 1800-an.
Sedangkan asal muasal hand sanitizer masih diperdebatkan.
Versi pertama oleh Lupe Hernandez, mahasiswa keperawatan di Bakersfield, California. Pada tahun 1966 dia telah menemukan hand sanitizer, setelah menggabungkan alkohol dan gel untuk digunakan oleh dokter dalam situasi di mana mereka tidak punya waktu untuk mengakses sabun dan air hangat sebelum merawat pasien.
Baca juga: PENTINGNYA PERIZINAN RESMI PADA PRODUK HAND SANITIZER
Namun, penyelidikan baru-baru ini oleh sejarawan Smithsonian Institution, Joyce Bedi, tidak dapat menemukan jejak apa pun dari Hernandez, atau bukti apa pun dari paten AS untuk pembersih tangan dari tahun 1960-an.
Selain itu ‘sterillium’, yang diklaim oleh perusahaan Jerman Hartmann sebagai “disinfektan tangan berbasis alkohol pertama di dunia” saat diluncurkan ke Eropa pada tahun 1965, dibuat dengan gliserin dan 75% alkohol.
Masih ditemukan versi lainnya, hand sanitizer dilakukan oleh pasangan suami istri, Goldie dan Jerry Lippman pada tahun 1946 yang digunakan untuk pekerja pabrik karet sebagai ganti bahan kimia keras untuk menghilangkan grafit dan karbon hitam dari tangan mereka.
Produknya disebut Gojo: campuran petroleum jelly, minyak mineral, dan alkohol kurang dari 5%.
Selama beberapa dekade berikutnya, Gojo terus menjual produknya sebagai pembersih industri.
Pada tahun 1988, perusahaan menemukan gel tangan Purell, yang terdiri dari 70% etil alkohol sebagai bahan utamanya, bersama dengan propilen glikol.
Purell sekarang menjadi pembersih tangan terlaris di dunia.
Perlu beberapa waktu bagi toko untuk membawa produk yang tidak benar-benar diminta oleh sebagian besar pelanggan sehari-hari. Karena itu, Gojo tidak merilis Purell ke pasar konsumen hingga tahun 1997.
Hand Sanitzier Mulai Direkomendasikan
Pada tahun 2002, CDC mulai merekomendasikan pembersih tangan berbasis alcohol (hand sanitizer) sebagai alternative untuk perawatan kesehatan dan menghilangkan kuman.
Hand sanitizer dianggap sangat praktis dan bisa digunakan dimanapun.
Baca juga: CEGAH COVID, GUNAKAN HAND SANITIZER DENGAN BAIK DAN BENAR
Selain itu, pada tahun 2009, WHO juga ikut mempromosikan penggunakan pembersih tangan berbasis alcohol dikalangan profesional, perawat dan terutama negara-negara miskin dan terbatas sumber dayanya.
Kebutuhan Setiap Orang
Berawal dari kebutuhan beberapa orang yang diklaim oleh beberapa orang mulai dari tahun 1960-an. Pembersih tangan berbasis alcohol atau hand sanitizer ditengah pandemi ini bukan lagi kebutuh sekelompok orang saja.
Hand sanitizer sudah menjadi kebutuh setiap orang, sebagai alternative terbaik saat tidak tersedia air mengalir dan sabun untuk terbebas dari kuman dan virus.
Penulis: Naomi